Makalah Komoditas Perikanan Unggulan dan Alat Tangkap yang Digunakan di Lampung Tengah

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1.       Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan strategis, dengan sumber daya alam yang kaya akan keanekaragaman hayati, baik di darat maupun di perairan tawar dan laut. Berdasarkan data yang terukur, Indonesia memiliki 95.181 km panjang garis pantai dengan kurang lebih 5,0 juta luas zona ekonomi eksklusif. Indonesia terdiri dari 5 buah pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Papua, ditambah pula dengan ribuan pulau-pulau kecil yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kepulauan Indonesia yang dua pertiganya adalah laut, di dalamnya terkandung kekayaan keanekaragaman hayati yang tersebar mulai dari dasar laut sampai daerah permukaan. Menurut Agus et al. (2018), hal ini yang menyebabkan sebagian besar penduduknya tinggal di daerah pesisir dan mengeksploitasi sumberdaya pesisir untuk memenuhi kebutuhannya

Khusus untuk perikanan tangkap potensi Indonesia sangat melimpah sehingga dapat diharapkan menjadi sektor unggulan perekonomian nasional. Untuk itu potensi tersebut harus dimanfaatkan secara optimal dan lestari, tugas ini merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat, dan pengusaha guna meningkatkan pendapatan masyarakat dan penerimaan negara yang mengarah pada kesejahteraan rakyat.

Data Food Agriculture Organization (FAO) mengungkapkan bahwa pada tahun 2009, populasi penduduk dunia diperkirakan mencapai 6,8 miliar jiwa dengan tingkat penyediaan ikan untuk konsumsi sebesar 17,2 kg/kapita/tahun. Pada tahun yang sama, tingkat penyediaan ikan untuk konsumsi Indonesia jauh melebihi angka masyarakat dunia, yaitu sebesar 30kg/kapita/tahun (KKP,2009). Perlu diketahui bahwa tren laju pertumbuhan penduduk dunia menuntut peningkatan produksi ikan.

Peluang pengembangan usaha perikanan Indonesia memiliki prospek yang sangat tinggi. Potensi ekonomi sumber daya kelautan dan perikanan yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai USD 82 miliar per tahun.


 

1.2.        Tujuan

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

a.              Menganalisis proses pelaksanaan program dalam pengembangan di bidang perikanan di kabupaten Lampung Tengah.

b.             Menganalisis dampak dari implementasi pelaksanaan program perikanan tangkap di kabupaten Lampung Tengah.

c.              Mengetahui komoditas perikanan  unggulan di kabupaten Lampung Tengah.

d.             Mengetahui alat tangkap yang digunakan dalam perikanan tangkap di kabupatenLampung Tengah.


BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1         Komoditas Perikanan Unggulan di Lampung Tengah

Daerah Aliran Sungai (DAS) Seputih terletak di di Lampung Tengah, Propinsi Lampung biasanya digunakan sebagai sarana transportasi air. Selain itu, di bagian hilimya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan perikanan seperti penangkapan ikan, budidaya ikan sistem keramba jaring apung (KJA) yang sudah dimulai sejak bulan Januari 1998 dan pengairan tambak udang. Perairan Way Seputih kaya akan berbagai jenis ikan yang secara umum terdiri atas kelompok ikan putihan (white fish) yang sebagian besar hidupnya menghuni perairan sungai dan kelompok ikan rawa (black fish) yang sebagian besar hidupnya menghuni perairan rawa. Dari kedua kelompok ikan tersebut terdapat beberapa jenis ikan ekonomis penting seperti belida (Notopterus sp.), patin (Pangasius sp.), gurami (Osphronemus gouramy), baung (Mystus sp.), toman dan gabus (Channa sp.) dan sepati (Puntius sp.) serta udang galah (Macrobrachium rosenbergii).

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Tengah akan menjadikan ikan baung sebagai komoditas unggulan di sektor perikanan. Ikan baung punya nilai ekonomis yang tinggi. Selama ini banyak dijumpai di sungai-sungai di Lampung Tengah. Menurut Yudha et al. (2018), ikan ini sangat digemari oleh masyarakat karena memiliki nilai protein yang tinggi dan memiliki nilai ekonomis di pasaran. Ketersediaan ikan baung khususnya di Desa Panaragan hanya didapat dari hasil tangkapan.

Hemibagrus nemurus memiliki nama lokal ikan Baung dan bentuk tubuhnya kombinasi dengan letak mulut subterminal. Ikan ini memiliki empat pasang sungut, panjang sungut rahang atas mencapai belakang sirip perut, sedangkan panjang sungut hidung mencapai mata, garis rusuk lurus, sirip lemak berukuran sama panjang dengan sirip dubur dan ujung sirip lemak berwarna hitam, jari-jari terakhir pada sirip punggung dan sirip dada bergerigi dan pada bagian atas kepala kasar, bentuk sirip ekor bercagak. memiliki 12-13 jari-jari sirip dubur dan panjang total dapat mencapai 57cm. Ikan yang tertangkap memiliki kesesuaian dengan deskripsi tersebut. Ikan yang tertangkap memiliki panjang total tubuh berkisar antara 10- 27,8 cm dengan bentuk tubuh kombinasi, kepala pipih dorsoventral dan badan pipih dorsolateral dengan posisi mulut sub-terminal (Bhagawati et al. 2013).

Daerah yang paling disukai adalah perairan yang tenang, bukan air yang deras. Karena itu, ikan baung banyak ditemukan di rawa-rawa, danau-danau, waduk dan perairan yang tenang lainnya. Meski begitu, ikan baung tetap memerlukan oksigen yang tinggi untuk kehidupannya. Ikan baung tumbuh dan berkembang di perairan tropis. Daya adaptasinya tergolong rendah, kurang tahan terhadap perubahan lingkungan, dan serangan penyakit. Ketidaktahanan pada keduanya terutama terjadi pada fase benih.

Habitat ikan baung cukup luas, meliputi sungai-sungai besar, anak sungai, lubuk sungai, danau, terutama danau yang berada di daratan rendah, danau oxbow, danau-danau rawa, rawa lebak, dan hutan rawa. Pada musim hujan penyebarannya ikan sampai ke rawa lebak yang berhubungan langsung dengan sungai, sehingga kualitas air di rawa lebak berkisar 5-5,5 sedangkan pH air sungai berkisar 5,5-6,5. Pada musim hujan, di hutan rawa ikan baung banyak ditemukan mulai dari tingkat benih sampai ukuran dewasa yang matang gonad, karena di tempat ini merupakan habitat mikroorganisme dan makroorganisme lain yang menjadi pakan alami bagi ikan baung. Ikan baung tergolong ke dalam benthopelagic, dan hidup di perairan tawar dan payau dengan kisaran pH 7-8,2 dan suhu 22-250C. Ikan baung menyebar luas dibeberapa negara, seperti India, Cina Selatan, dan Asia Tenggara (Thailand, Malaka, Singapura, dan Indonesia). Sedangkan penyebaran ikan baung di Indonesia meliputi Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.

Menurut Akbar (2014), pakan ikan baung terdiri dari ikan dan udang sebagai pakan utama dan kedua dengan IP 72,085-77,01% dan 17,98- 24,57%. Sedangkan pakan pelengkap, yaitu serangga air, serasah kayu atau ranting, tumbuhan, alga, dan yang tidak teridentifikasi dengan IP (< 4%). Hal ini, menunjukkan ikan baung bersifat omnivora yang cenderung karnivora.

 

2.2         Alat Tangkap yang Digunakan dalam Menangkap Ikan Baung (Hemibagrus nemurus)

1.      Serapang (Spear)

Serapang (Spear) merupakan alat tangkap berupa tombak. Alat ini terbuat dari mata serapang yang terbuat dari besi, sedangkan tangkainya terbuat dari rotan, di mana pada bagian tangkai diameternya cukup besar (berkisar antara 3-4 cm). Alat ini biasanya digunakan pada waktu siang ataupun malam hari. Pada malam hari untuk mempermudah menemukan ikan sasaran. Pengoperasian alat ini dibantu dengan penerangan dari senter atau juga dengan menggunakan lampu suar.

Pengoperasian alat ini bersifat aktif, cara pengoperasiannya dengan cara melukai tubuh ikan. Penggunaan serapang dalam penangkapan ikan ini pada prinsipnya adalah mencari sasaran, yaitu ikan yang terlihat di permukaan air. Secara perlahan-lahan ikan didekati, kemudian ikan tersebut diserang (dihujam) dengan alat serapang tersebut setepat mungkin pada bagian tubuh ikan.

2.        Kalang

Sejenis bubu ukuran besar bentuk silinder, kerangka bilah bambu atau rotan, dinding jaring PE meshsize 20 cm, ukuran panjang 2,5 – 3,0 meter, dengan jumlah kerangka lingkar 5 buah, jumlah kerangka panjang 8 buah, diameter mulut kalang 120 - 150 cm, diameter lingkar belakang 30 cm, jumlah Injab 1 buah dengan diameter lingkar injab 30 cm.

Alat tangkap kalang bentuk silinder dipasang di pinggiran sungai utama atau anak sungai dengan arus air tenang sampai sedang yaitu pada tepian sungai yang agak menjorok ketengah. Posisi pemasangan mulut kalang menghadap ke hilir atau searah arus air , sebagian alat timbul atau seluruh alat tenggelam 20–30 cm dari permukaan air.

3.        Banjur tarajuk

Bahan penyusun stik dari kayu atau bambu diameter 1,0-1,5 cm , panjang ± 2,0 meter, tali pancing benang nylon (senar) panjang ± 1,5 cm, mata pancing nomor 15 sampai nomor 10. Tali pancing diikat pada stik ± 20 cm dari dasar perairan. Menggunakan umpan perut ayam, daging keong sawah, ikan kecil atau potongan ikan. Joran kayu atau bambu ditancapkan berjajar dengan Jarak antar unit pancing disesuaikan dengan kondisi pinggiran sungai yaitu 5 – 7 meter . Lama hauling 6 - 10 jam, umumnya malam hari, satu unit perahu mengoperasikan 40 – 100 buah pancing.

Orientasi penangkapan usaha komersial.  Dipasang di pinggiran sungai, danau dan rawa pada kisaran kedalaman perairan 1,0 – 2,0 meter. Dapat dioperasikann sepanjang tahun, lebih banyak pada musim penghujan karena saat tersebut daerah tepian danau atau sungai yang menjadi daerah operasi mencapai kedalaman yang memadai.

4.        Lunta

Alat penangkapan ikan berbentuk kerucut yang terbuat dari jaring bahan nylon (senar) atau jaring bahan PE, pemberat rantai timah bentuk cincin berat 5 – 7 kg tergantung ukuran jala. Panjang jala antara 4 – 6 meter, meshsize 0,5 – 2 inchi Dilengkapi tali untuk menarik dan mengangkat jala.

Unit jaring jala dilempar dengan cara khusus sehingga terbuka lebar sesuai ukuran jala dengan ujung tali tetap dipegang atau diikatkan pada salah satu lengan nelayan yang melempar jala. Kemudian jala tenggelam sampai dasar perairan, mengurung sasaran yang terlihat maupun yang tidak terlihat yang ada dalam kolom air lingkaran jala. Perlahan luasan lingkaran jala dipersempit dengan menarik tali jala. Jenis hasil tangkapan yang berukuran lebih besar dari meshsize jala akan terjebak pada kantong hasil bagian bawah jala dan kisaran ukuran hasil tangkapan yang sesuai dengan meshsize jala akan terjerat jaring jala. Operasional jala yang tidak menggunakan umpan jala dilempar secara acak setiap jarak tertentu.

Untuk meningkatkan jumlah hasil tangkapan atau untuk target tangkapan jenis tertentu seperti udang galah biasanya menggunakan umpan seperti butir beras atau potongan kelapa yang yang digumpal dengan tanah liat agar tenggelam kedasar perairan..Sebelum jala ditebar pada tempat yang telah diberi tanda ditabur umpan, beberapa saat kemudian jala ditebar pada lokasi umpan ditebar. Dioperasikan diperairan dangkal pinggiran sungai utama, anak sungai dan danau, dasar perairan bersih terutama dari sampah kayu atau tonggak kayu. Hasil tangkapan macam jenis dan macam ukuran terutama jenis ikan dasar seperti udang galag, ikan baung.

5.        Rengge tancap

Jaring berbentuk empat persegi panjang, bahan jaring monofilament (senar) No.100 - 120, mesh size 1,0 – 3,0 inchi, panjang 25 – 75 m, lebar atau kedalaman jaring 2,0 - 3,0 meter untuk perairan rawa dan danau, 4,0- 6,0 yang dipasang memotong badan anak sungai.

Jaring dibentang memotong badan anak sungai dan sebagian rawa kirikanan pingiran anak sungai, lebar jaring disesuikan dengan kedalaman anak sungai dan rawa pinggiran anak sungai. Dioperasikan pada saat ada pergerakan arus air masuk atau arus air keluar anak sungai, kecepatan arus lemah sampai sedang, arus air masuk bila permukaan air sungai utama naik dan sebaliknya arus keluar bila permukaan air sungai utama turun /surut. Hasil tangkapan diambil setiap 3 – 6 jam tergantung kepadatan hasil tangkapan.

6.        Lukah / buwu (bubu)

Alat tangkap bentuk torpedo terdiri dari bagian-bagian yaitu tubuh bubu, mulut bubu dan 1 – 3 buah injap. Alat ini terbuat dari bahan rotan sebagai penjalin dan bilah bambu sebagai dinding pembentuk badan bubu. Jarak antar bilahan bambu sekitar 0,5 – 7,0 cm menutupi seluruh bagian tubuh bubu. Ukuran panjang umumnya berkisar antara 1-2 m dengan diameter mulut bubu 15-35 cm, kadang-kadang dibikin dengan ukuran yang lebih panjang dan besar.

Pemasangan dilakukan dengan bagian mulut bubu dipasang searah arus air, untuk menghadang ikan yang bergerak melawan arus dan mencegah masuknya sampah ke dalam bubu. Mulut bubu dipasang agak tenggelam untuk menghidari tertangkapnya ular dan biawak, bagian-belakang bubu agak mucul sebagian ke permukaan agar ikan yang tertangkap dapat mengambil udara


 

2.3         Sarana Apung yang digunakan

Kapal nelayan adalah kapal yang secara langsung pasti digunakan dalam kegiatan memancing ikan/hewan laut lainnya/tumbuhan laut. Seluruh kapal yang digunakan termasuk kedalamnya. Kapal pengangkut yang khusus digunakan hanya untuk mengangkut tidak termasuk didalamnya. Perahu yang digunakan untuk membawa nelayan, peralatan penangkapan ikan, ikan, dan lain-lain. Dalam perikanan menggunakan alat-alat penangkapan seperti bagan, sero, dan kelong. 


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1         Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah :

1.        Komoditas unggulan dari sektor perikanan di Lampung Selatan salah satunya adalah ikan baung (Hemibagrus nemurus). Bentuk tubuhnya kombinasi dengan letak mulut subterminal. Ikan ini memiliki empat pasang sungut, panjang sungut rahang atas mencapai belakang sirip perut, sedangkan panjang sungut hidung mencapai mata, garis rusuk lurus, sirip lemak berukuran sama panjang dengan sirip dubur dan ujung sirip lemak berwarna hitam, jari-jari terakhir pada sirip punggung dan sirip dada bergerigi dan pada bagian atas kepala kasar, bentuk sirip ekor bercagak. memiliki 12-13 jari-jari sirip dubur dan panjang total dapat mencapai 57cm. Ikan yang tertangkap memiliki kesesuaian dengan deskripsi tersebut. Ikan yang tertangkap memiliki panjang total tubuh berkisar antara 10- 27,8 cm dengan bentuk tubuh kombinasi, kepala pipih dorsoventral dan badan pipih dorsolateral dengan posisi mulut sub-terminal.

2.        Beberapa alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di kabupaten Lampung Tengah adalah serapang (spear), kalang, banjur tarujuk, lunta,lengge tancap dan lukah/ buwu (bubu)

3.        Transportasi lautyang digunakan oleh nelayan di kabupaten Lampung Tengah adalah kapal dan perahu.

 

3.2    Saran

Saran yang dapat diberikan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1.        Sebaiknya diperlukan penyiapan data yang lebih banyak dan lebih akurat. Hal ini dikarenakan sulitnya penulis dalam menmperoleh data penulisan dari beberapa media

2.        Sebaiknya diperlukan kesertaan pemerintah dalam mengembangkan potensi perikanan di Lampung Tengah terutama dalam memfasilitasi alat tangkap perikanan.

SIRKULASI AIR LAUT

 

SIRKULASI AIR LAUT





A.      Pendahuluan

Indonesia adalah negara yang sebagian besar terdiri dari lautan. Ini merupakan kekayaan alam yang bisa digunakan untuk peningkatan ekonomi. Luas wilayah Indonesia saat ini mencapai 5.193.250 km² dengan luas lautan sekitar 3.257.483 km2 (belum termasuk perairan ZEE) dan sekitar 17.508 pulau. Dengan banyak dikelilingi oleh lautan Indonesia, secara otomatis banyak terdapat ikan-ikan dilautan dan akan membuat para nelayan hidup makmur.laut memilki sirkulasi tersendiri.para ahli berpendapat akibat penggunaan bahan bakar yang mengeluarkan CO2 dan penggunaan plastik yang berlebihan menyebabkan pemanasan global dan mempengaruhi terhadap sirkulasi laut.

Sirkulasi laut adalah pergerakan massa air di laut. Sirkulasi air laut merupakan salah satu elemen penting dari cuaca, perpindahan panas, air tawar, nutrisi dan gas terlarut.Sirkulasi air laut memiliki skala spasial terbesar dan memiliki skala waktu yang panjang dan mengandung banyak unsur yang sama dilautan yang berbeda.

B.      Permasalahan

Adapun permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah :

1.        Apakah definisi dari sirkulasi air laut?

2.        Apa saja faktor yang menyebabkannya?

3.        Bagaimana pola sirkulasi air laut?


 

C.     Pembahasan

a)        Defenisi Sirkulasi Air Laut

Sirkulasi laut adalah pergerakan massa air di laut. Sirkulasi laut di permukaan dibangkitkan oleh stres angin yang bekerja di permukaan laut dan disebut sebagai sirkulasi laut yang dibangkitkan oleh angin (wind driven ocean circulation). Selain itu, ada juga sirkulasi yang bukan dibangkitkan oleh angin yang disebut sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline circulation) dan sirkulasi akibat pasang surut laut. Sirkulasi termohalin dibangkitkan oleh adanya perbedaan densitas air laut. Istilah termohalin sendiri berasal dari dua kata yaitu thermo yang berarti temperatur dan haline yang berarti salinitas. Penamaan ini diberikan karena densitas air laut sangat dipengaruhi oleh temperatur dan salinitas. Sementara itu, sirkulasi laut akibat pasang surut laut disebabkan oleh adanya perbedaan distribusi tinggi muka laut akibat adanya interaksi bumi, bulan dan matahari.

Arus laut gerakan massa air laut yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Gerakan massa air laut tersebut digerakan oleh pengaruh angin. Angin bergerak dari tekanan udara yang tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah. Jadi bisa didefinisikan bahwa arus laut dipengaruhi oleh angin yang bergerak dari tekanan udara yang tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.

Menurut Aziz (2006), Arus pada sirkulasi di permukaan laut didominasi oleh arus yang ditimbulkan oleh angin sedangkan sirkulasi di dalam laut didominasi oleh arus termohalin. Arus termohalin timbul sebagai akibat adanya perbedaan densitas karena berubahnya suhu dan salinitas massa air laut. Perlu diingat bahwa arus termohalin dapat pula terjadi di permukaan laut demikian juga dengan arus yang ditimbulkan oleh angin dapat terjadi hingga dasar laut. Sirkulasi yang digerakan oleh angin terbatas pada gerakan horisontal dari lapisan atas air laut. Berbeda dengan sirkulasi yang digerakan angin secara horisontal, sirkulasi termohalin mempunyai komponen gerakan vertikal dan merupakan agen dari pencampuran massa air di lapisan dalam.

Sirkulasi di permukaan membawa massa air laut yang hangat dari daerah tropis menuju ke daerah kutub. Di sepanjang perjalanannya, energi panas yang dibawa oleh massa air yang hangat tersebut akan dilepaskan ke atmosfer. Di daerah kutub, air menjadi lebih dingin pada saat musim dingin sehingga terjadi proses sinking (turunnnya massa air dengan densitas yang lebih besar ke kedalaman). Hal ini terjadi di Samudera Atlantik Utara dan sepanjang Antartika. Air laut dari kedalaman secara perlahan-lahan akan kembali ke dekat permukaan dan dibawa kembali ke daerah tropis, sehingga terbentuklah sebuah siklus pergerakan massa air yang disebut Sabuk Sirkulasi Laut Global (Global Conveyor Belt). Semakin efisien siklus yang terjadi, maka akan semakin banyak pula energi panas yang ditransfer dan iklim di bumi akan semakin hangat.

Melalui beberapa mekanisme interaksi fisis dan kimiawi, sirkulasi laut dapat mengubah dan mempengaruhi waktu simpan karbon dioksida yang diinjeksikan ke laut dalam, dan hal itu secara tidak langsung akan mengubah tempat penyimpanan karbon di lautan dan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, demikian dikatakan oleh Atul Jain, seorang profesor sains atmosfer. “Dimana karbon dioksida dinjeksikan akan menjadi isu yang sangat penting”.

 

b)        Faktor – Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Sirkulasi Air Laut

i.         Angin

 Arus di permukaan laut disebabkan oleh pergerakan massa angin yang melintasi permukaan samudera. Pergerakan angin disebabkan oleh perbedaan tekanan udara, angin bergerak dari tekanan udara yang yang bertekanan tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka massa air laut tertekan sesuai dengan arah angin.

ii.          Salinitas

Salinitas adalah kadar garam yang terkandung dalam air laut. Salinitas mempengaruhi pergerakan pada kedalaman air laut. Ini disebabkan adanya perbedaan kadar salinitas di setiap zona kedalaman laut. Air laut yang bersalinitas tinggi akan bergerak ke kadar air laut yang bersalinitas rendah. Itulah yang disebut perbedaan densitas air laut. Perbedaan densitas air laut menyebabkan pergerakan di kedalaman air laut.

iii.          Suhu

 Suhu atau temperature menyebabkan adnaya arus disebabkan Perubahan densitas timbul karena adanya perubahan suhu dan salinitas anatara 2 massa air yang densitasnya tinggi akan tenggelam dan menyebar dibawah permukaan air sebagai arus dalam dan sirkulasinya disebut arus termohalin.

iv.          Gravitasi

Gaya gravitasi dri bulan dan matahari itu menyebabkan permukaan air laut di suatu tempat tertentu naik mencapai ketinggian tertentu dan kemudian turun kembali seiring dengan perubahan konfigurasi benda-benda langit tersebut.

v.          Gerak rotasi bumi

 Pengaruh rotasi bumi terhadap arus laut adalah gerak rotasi bumi menyebabkan arus laut bergerak searah dengan rotasi bumi karena rotasi bumi menimbulkan Efek sentrifugal yaitu dorongan ke arah luar pusat rotasi ( gaya corriolis). Gaya Corriolis mempengaruhi aliran massa air, di mana gaya ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus. Gaya corriolis juga yangmenyebabkan timbulnya perubahan – perubahan arah arus yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan semakin dalamnya kedalaman suatu perairan.Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mengarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan.

c)         Pola Sirkulasi Air Laut

Pola atau variasi yang terjadi pada sirkulasi arus air laut yang di akibatkan oleh gerak rotasi bumi. Pada sirkulasi laut pola umum arus permukaan samudera dimodifikasi oleh faktor-faktor fisik dan berbagai variabel seperti friksi, gravitasi, gerak rotasi Bumi, konfigurasi benua, topografi dasar laut, dan angin lokal. Interaksi berbagai variabel itu menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit.

Arus di samudera bergerak secara konstan. Arus tersebut bergerak melintasi samudera yang luas dan membentuk aliran yang berputar searah gerak jarum jam di Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere), dan berlawanan arah gerak jarum jam di Belahan Bumi Selatan (Southern Hemisphere). Pola umum sirkulasi arus global dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:

Karena gerakannya yang terus menerus itu, massa air laut mempengaruhi massa udara yang ditemuinya dan merubah cuaca dan iklim di seluruh dunia. Terdapat dua jenis arus di samudera yaitu arus di permukaan laut dan arus di kedalaman laut.

– Sirkulasi di permukaan laut

Arus di permukaan laut disebabkan oleh pergerakan massa angin yang melintasi permukaan samudera. Pergerakan angin disebabkan oleh perbedaan tekanan udara, angin bergerak dari tekanan udara yang yang bertekanan tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka massa air laut tertekan sesuai dengan arah angin. Pola umum arus permukaan samudera di pengaruhi oleh faktor faktor yaitu: gravitasi, gerak rotasi Bumi, , topografi dasar laut, dan angin. Interaksi berbagai faktor itu menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit. Karena gerakan arus laut yang terjadi secara terus menerus tersebut maka massa air laut tersebut akan memengaruhi massa udara yang berlawanan arahnya dan menyebabkan terjadinya perubahan cuaca dan iklim.

– Sirkulasi di kedalaman laut

Arus di kedalaman laut disebabkan oleh perbedaan densitas air laut . Perbedaan densitas massa air laut terutama disebabkan oleh perbedaan temperatur dan salinitas air laut. Oleh karena itu gerakan massa air laut-dalam tersebut disebut juga sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline circulation). Perbedaan densitas diantara dua massa air laut yang berdampingan menyebabkan gerakan vertikal air laut dan menciptakan gerakan massa air laut-dalam yang bergerak melintasi samudera secara perlahan. Gerakan massa air laut-dalam tersebut kadang mempengaruhi sirkulasi permukaan.


 

C.                C. Simpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan ini adalah  :

1.        Sirkulasi laut adalah pergerakan massa air di laut. Sirkulasi laut di permukaan dibangkitkan oleh stres angin yang bekerja di permukaan laut dan disebut sebagai sirkulasi laut yang dibangkitkan oleh angin (wind driven ocean circulation).

2.        Faktor – faktor yang mempengaruhi sirkulasi air laut adalah  angin, salinitas, suhu, gravitasi, dan gerak rotasi bumi.

DESKRIPSI DAN KOMPONEN RAWA

 DESKRIPSI DAN KOMPONEN RAWA


Menurut PP No. 27 Tahun 1991, Lahan Rawa adalah adalah genangan air secara alamiah yang terjadi terus menerus atau musiman akibat drainase yang terhambat dan mempunyai ciri-ciri khusus baik fisik, kimia maupun biologis. Rawa (swamp/marsh) merupakan daerah bertanah basah yang selalu digenangi air secara alami karena sistem drainase (pelepasan air) yang jelek atau letaknya lebih rendah dari daerah sekelilingnya. Air yang masuk ke dalam rawa dapat berasal dari air hujan, air sungai atau air tanah. Menurut Putri dan Andojo (2015), rawa merupakan lahan yang menempati posisi peralihan diantara sistem daratan dan sistem perairan (sungai, danau atau laut) yaitu antara daratan dan laut, atau di daratan sendiri, antara wilayah lahan kering (uplands) dan sungai atau danau, karena menempati posisi peralihan antara sistem perairan dan daratan, maka lahan ini sepanjang tahun , atau dalam waktu yang panjang dalam setahun (beberapa bulan) tergenang dangkal, selalu jenuh air atau mempunyai air tanah dangkal. Dalam kondisi alami, sebelum dibuka untuk lahan pertanian, lahan rawa ditumbuhi berbagai tumbuhan air, baik sejenis rerumputan, vegetasi semak maupun kayu-kayuan atau hutan. Genangan lahan rawa dapat disebabkan oleh pasangnya air laut, genangan air hujan, atau luapan air sungai.

Lahan rawa merupakan ekosistem yang berada pada daerah transisi di antara daratan dan perairan (sungai, danau, atau laut), yaitu antara daratan dan laut, atau di daratan sendiri, antara wilayah lahan kering (uplands) dan sungai/danau. Lahan rawa dapat terbentuk secara  alamiah atau  buatan, pembentukannya dapat  berjalan relatif  cepat  atau sangat  lambat yang  memakan waktu ribuah bahkan jutaan tahun. Lahan rawa dapat terbentuk melalui berbagai macam proses, setiap  bentang  lahan  rawa  memiliki  prosses  pembentukan  yang  khas  sesuai  dengan  kondisi lingkungan sekitarnya. Menurut National Park Service, US Department of Interior bahwa lahan rawa yang berada di daerah dataran banjir sekitar pantai (Flooding of coastal lowlands) seperti lahan rawa pasang surut terbentuk akibat peningkatan muka air laut yang membawa sedimen dan atau aliran sungai yang bermuara ke laut membawa sedimen yang kemudian mengendap pada daerah  sekitar pantai.  Sedangkan  lahan  rawa  dataran  banjir  sungai  seperti  lahan rawa  lebak berkembang melalui proses erosi dan pengendapan sedimen di lahan sekitar sungai.  Pembentukan lahan rawa, lebih tepatnya disebut dalam istilah pembentukan tanah rawa atau  genesis tanah  rawa,  merujuk  pada  perubahan  sifat-sifat tanah  rawa  seiring waktu  yang berjalan, seperti peningkatan atau penurunan kandungan suatu bahan atau mineral dalam horizon tanah, secara kualitas atau kuantitas atau hilangnya suatu lapisan sedimen. Proses genesis tanah yang terjadi seperti proses kimia, biologi dan fisik, dimana semua proses tersebut terjadi secara simultan.  Selama  proses  genesis  maka  semua  sifat  tanah  seperti  kimia,  biologi  dan  fisik mengalami perubahan.  Berdasarkan  rejim hidrologinya,  lahan  rawa dapat  dibedakan  atas dua  tipolagi  lahan, yaitu  rawa  lebak dan  rawa pasang  surut. Lahan  rawa  lebak berdasarkan  lama  genangan dan tinggi  genangannya  dari permukaan  tanah dapat  di bagi  menjadi  tiga kelompok,  yaitu lebak dangkal, sedang dan tengahan. Sedangkan lahan rawa pasang surut berdasarkan luapan pasang dan intensitas drainasenya dapat dibagi menjadi empat tipologi yaitu tipologi A, B, C dan D.

Komponen:

1.              Air

Dilihat dari air rawa adalah airnya asam dan berwarna coklat sampai kehitam-hitaman dan kadang-kadang merah dan mengakibatkan air rawa tidak dapat diminum serta kurang baik untuk mengairi pertanian. Menurut Nasir et al. (2013), kebanyakan air rawa berwarna disebabkan oleh adanya zat–zat organik yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning cokelat. Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaaan kelarutan O2 kurang sekali (anaerob), maka unsur – unsur Fe dan Mn ini akan larut. Pada permukaan air akan timbul algae (lumut) karena adanya sinar matahari dan O2.

2.              Permukaan air

Permukaan air rawa tertutup tumbuh-tumbuhan air, hampir seluruh rawa. Contoh tanaman tersebut antara lain ekor kucing, purun kudung, tumbuhan paku air, bakung atau lily, rumput teki, hidrilia, kelakai, jingah, rukam, dan kangkung air. Menurut Asikin dan Thamrin (2012), vegetasi yang tumbuh dominan di lahanrawa pasang surut dan lebak antara lain adalah purun tikus (Eleocharis dulcis (Burm.f.) Henschell), bulu babi (Eleo-charis retroflata (Poir) Urb.), kelakai (Stenochiaena palutris (Burm.) Bedd), perupuk (Phragmites karka), bundung (Scirpus grosus), purun kudung (Lepiro-nea articulata), banta (Leersia hexandra Sw), bura-bura (Panicum refens), ribu-ribu (Lycodium flexuosum), tambura (Age-ratum conyzoides L.), dan patah kamudi (Sphaeranthus africanus L.).

3.              ph

Air pada rawa bersifat asam, kadar keasaman airnya sangat tinggi karena selalu terjadi penggenangan. Menurut Minggawati (2013), pada umumnya perairan rawa bersifat sangat asam sampai netral (nilai pH berkisar 3,5 - 7), dengan kandungan unsur hara yang rendah.

4.              Lokasi

 Berdasarkan tempatnya, Rawa-rawa ada yang terdapat di pedalaman daratan tetapi banyak pula yang terdapat di sekitar pantai. Air rawa disekitar pantai sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut  Pada saat air luat pasang permukaan rawa tergenang banyak dan saat air surut daerah ini kering. Dasar rawa terdapat tanah gambut

KNOWING BROTHER EPS. 200 SUB INDO

 

  KNOWING BROTHER SPESIAL WITH SUPER JUNIOR



Judul                        :    ์•„๋Š” ํ˜•๋‹˜ / Aneun Hyeongnim
Judul Lain                :    Knowing Bros / Ask Us Anything / Men on a Mission (Netflix)
                                      Brother That I Know
Asal                          :    Korea Selatan
Genre                       :    Reality Television, Talkshow
Original Network    :    JTBC

Acara ini sudah banyak mendatangkan bintang tamu terkenal. Dan kali ini, Mimin akan bagikan episode khusus Super Junior. Selamat menonton semua ๐Ÿ˜Š 

Episode :

 

Link Download: [Gdrive]

Thanks for watching๐Ÿ˜Š
Semoga dapat menghibur teman-teman
Bila teman-teman tahu acara yang lain tentang Super Junior bisa komen ya..
Siapa tau mimin bisa tampilkan di blog ini

KNOWING BROTHER EPS 100 SUB INDO

 KNOWING BROTHER SPESIAL WITH SUPER JUNIOR



Judul                        :    ์•„๋Š” ํ˜•๋‹˜ / Aneun Hyeongnim
Judul Lain                :    Knowing Bros / Ask Us Anything / Men on a Mission (Netflix)
                                      Brother That I Know
Asal                          :    Korea Selatan
Genre                       :    Reality Television, Talkshow
Original Network    :    JTBC

Acara ini sudah banyak mendatangkan bintang tamu terkenal. Dan kali ini, Mimin akan bagikan episode khusus Super Junior. Selamat menonton semua ๐Ÿ˜Š 

Episode :


Link Download: [Gdrive]

Thanks for watching๐Ÿ˜Š
Semoga dapat menghibur teman-teman
Bila teman-teman tahu acara yang lain tentang Super Junior bisa komen ya..
Siapa tau mimin bisa tampilkan di blog ini

LINK STREAMING SJ RETURNS 3 SUB INDO

 


SJ RETURNS 3 SUB INDO

stars :
Leeteuk, Heechul, Yesung, Shindong. Eunhyuk, Siwon, Donghae, Ryewook, Kyuhyun

Eps 1

SJ returns3 EP1- SJ gathered up before their comeback with the 9th album



Eps 2


Eps 3


Eps 4


Eps 5


Eps 6 


Eps 7


Eps 8 


Eps 9


Eps 10


Eps 11


Eps 12


Eps 13


Eps 14


Eps 15


Eps 16


Eps 17


Eps 18


Eps 19


Eps 20


Eps 21


Eps 22


Eps 23


Eps 24


Eps 25


Eps 26


Eps 27


Eps 28


Eps 29

Eps 30


Eps 31


Eps 32


Eps 33


Eps 34


Eps 35


Eps 36


Eps 37


Eps 38


Eps 39


Eps 40


Eps 41


Eps 42



Eps 43



Eps 44


Eps 45


Eps 46


Eps 47


Eps 48


Eps 49


Eps 50


Eps 51


Eps 52


Eps 53


Eps 54


Thanks for coming.
Have a nice day ๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„
ELF๐Ÿ’™




loading...